|
Wisconsin,
Seorang anak laki-laki di Milwaukee mampu menghapal jadwal bus dan
menyebutkan dimana bus-bus tersebut berada sepanjang hari. Ada juga anak
yang dapat menyusun puzzle yang rumit tanpa ragu meski dengan potongan
terbalik sekalipun. Anak yang lain dapat menguraikan peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada hari tertentu.
Keajaiban-keajaiban ini membuat
Dr Darold Treffert seorang profesor klinis di University of Wisconsin
Medical School terus mencari tahu bagaimana otak manusia mampu
menghasilkan prestasi luar biasa seperti yang disaksikannya di tempatnya
bekerja selama 44 tahun.
Treffert menyadari bahwa anak-anak
tersebut memiliki kelainan savant syndrome (sindrom sarjana atau
kemampuan orang yang sangat terpelajar). Dari sinilah ia memulai
pencarian untuk memahami bagaimana orang-orang yang cacat mental berat
kadang-kadang dapat menunjukkan apa yang disebutnya "pulau jenius".
Savant
syndrome atau kadang disingkat savantism bukan merupakan diagnosis
medis yang diakui. Hingga kini masih belum diketahui apa penyebab savant
syndrome tersebut. Meskipun sindrom ini hampir mirip dengan penderita
autis.
Tetapi
Treffert menjelaskannya sebagai kondisi langka yang mana orang-orang
dengan gangguan perkembangan termasuk gangguan autisme memiliki satu
atau lebih bidang keahlian, kemampuan atau kecemerlangan yang kontras
dengan orang normal kebanyakan.
Dalam jurnalnya yang bertajuk
"Savant Syndrome: An Extraordinary Condition" yang ditulis Treffert ada
beberapa hal yang dapat diketahui mengenai keajaiban anak savant
syndrome:
1. Sebagian penderita autis menunjukkan kemampuan-kemampuan savant.
Sekitar
separuh dari orang-orang dengan savant syndrome memiliki gangguan
autistik, sementara separuh lainnya lagi cacat, keterbelakangan mental,
kerusakan otak atau penyakit. Namun tidak semua penderita autis memiliki
savant syndrome dan tidak semua savant syndrome adalah penderita autis.
2. Jumlah penderita autis dan savant syndrome lebih banyak laki-laki.
Secara
normal, otak kiri lebih dulu berkembang dibanding otak kanan. Namun
menurut sebuah penelitian, pada janin laki-laki umumnya beredar
testosteron yang dengan tingkat yang sangat tinggi sehingga dapat
memperlambat pertumbuhan dan fungsi kerusakan saraf yang lebih rentan
terjadi pada otak kiri. Inilah yang menyebabkan jumlah laki-laki
penderita savant syndrome lebih banyak dibandingkan perempuan.
3. Penderita savant syndrome memiliki keterampilan khusus yang menarik.
Treffert
mengelompokkan kecemerlangan savant syndrome dalam 5 kategori umum,
yaitu keahlian musik, seni, penghitungan kalender, matematika, dan
mekanikal atau kemampuan spasial.
4. Penderita savant syndrome memiliki daya ingat yang luar biasa.
5.
Savant syndrome bisa merupakan bawaan sejak lahir atau diperoleh karena
adanya cedera atau penyakit otak yang terjadi pada masa bayi, masa
kanak-kanak atau dewasa.
6. Keterampilan yang dimiliki savant
syndrome biasanya tidak bisa hilang dan jika terus dilatih dan digunakan
akan terus meningkat.
Hingga sekarang belum ada teori yang dapat
menjelaskan tentang savant syndrome secara pasti. "Saya telah sampai
pada sebuah kesimpulan bahwa jika kita dapat menjelaskan tentang savant
syndrome maka kita tidak akan bisa menjelaskan tentang diri kita
sendiri," kata Treffert seperti dilansir CNN.
Tokoh-tokoh dunia
yang mengidap savant syndrome antara lain Matt Savage seorang pianis
jazz. Adapula Stephen Wiltshire dan George Widener dua orang savant yang
luar biasa.
Sumber : detikhealth
|
Jumat, 13 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)